The Pursuit of Happyness

>> From the Desk of my Soulmate<<

Dearest Sahabat Super Members yang saya cintai
Dearest Pak Mario dan Ibu Linna yang saya hormati,
 
Beberapa saat lalu, melalui siaran paytv saya menonton film Pursuit of Happiness, yang dibintangi oleh Will Smith.  Awalnya kurang tertarik karena saya pikir ini film ‘biasa’ saja. Namun kemudian saya tertarik sekali dengan judulnya…. The Pursuit of Happyness, kenapa harus Pursuit, kenapa bukan looking, having, getting, running…  ternyata kata Pursuit mempunyai arti lebih dari pada hanya sekedar mencari atau menemukan, pursuit mempunya kata sifat yang sangat aktif dan agresif.
 
Film ini diilhami oleh kisah nyata dari seorang Ayah dan anaknya dalam melewati suramnya kehidupan sehingga akhirnya ia menjadi seorang yang kaya raya berkat ketekunan, kegigihan dan kerja keras panjang menyerah dari seorang Ayah demi kebahagiaan anaknya.
 
Ia memutuskan untuk menggunakan semua tabungannya untuk membeli banyak alat kedokteran berupa bone density scanner, dengan perjanjian exclusive bahwa hanya ia yang dapat menjualnya di daerahnya. Mimpi bahwa ia akan menjualnya kembali secara exclusive dan menjadikannya kaya.  Namun ternyata mimpi tersebut jauh dari kenyataan, dia harus bekerja begitu keras untuk hanya bisa menjual satu alat. Sehingga lama kelamaan iapun kesulitan uang, membuat istrinya harus bekerja keras juga, sehingga akhirnya sang istri putus asa dan meninggalkannya.
 
Dalam film tersebut, dikisahkan bagaimana dia mencintai dan mendedikasikan hidupnya kepada anaknya dengan penuh kesabaran dan emosional – inilah juga yang menjadi bahan bakar bagi keinginannya untuk mencapai mimpi. Dan saat istrinya memutuskan untuk meninggalkan dia dan anaknya karena tidak tahan lagi akan tekanan hidup yang dimiliki, semuanya mulai berubah. Chris harus rela kehilangan harta benda dan apartmentnya.  Sampai pada adegan dimana dia dan anaknya harus tidur di kamar mandi umum – dimana dia menangis sambil memeluk anaknya dan tangan satunya menahan pintu kamar mandi agar tidak bisa dibuka dari luar oleh orang lain.  Saya-pun menjadi sangat ingin menangis melihat adegan itu, saya membayangkan diri saya dan anak laki-laki saya berada dalam posisi tersebut.
 
Dalam keadaan seperti ini, semua manusia biasa pasti akan marah, namun yang membedakan adalah marah yang bagimana.  Dalam film ini Chris merubah rasa marah menjadi kekuatannya. 
 
Bila rasa marah adalah sumber kekuatan Anda,
Maka gunakanlah rasa frustasi Anda sebagai bahan bakar bagi kemarahan Anda.
Marah-lah kepada kelambanan diri dalam bertindak,
Marah-lah kepada diri sendiri atas keraguan yang dijadikannya sebagai keyakinan
dan marahlah kepada diri Anda atas keengganannya untuk setia kepada proses yang berkelanjutan
[MT : Rekindling The Fire Within]
 
Kembali ke awal film, yang menarik ketika Chris bertemu dengan seorang dengan mobil mewah, dan rasa kagumnya membuat dia bertanya kepada orang tersebut 
“I want ask you two questions. What do you do? And how do you do that?”
Dua pertanyaan itulah yang kelak akan menjadikan Chris seorang yang berhasil dan kaya raya.
 
Kebahagiaan bukanlah sebuah kebetulan,
bukanlah sebuah kejadian tidak terduga,
dan bukan juga sebuah kecelakaan.
Kebahagiaan adalah sebuah penikmatan
keadaan yang harus diputuskan rancangannya,
dan yang harus diputuskan penghayatannya.
Dengannya, kebahagiaan Anda adalah
sebetulnya hasil dari ketepatan keputusan-keputusan Anda.
[MT : Deciding To Be Happy]
 
So para sahabat, are you pursuiting your happiness ?  If yes, What do you do? And how do you do that? 
 
Super Members terkasih,
Terima kasih telah menjadi sahabat bagi saya, bagi kita semua.  
This part of my life, this little part is called happyness (Pursuit of Happyness’s movie)
 
Terima kasih dan salam super,
Adi Prakosa, SM 4
MT IT Team Head | MTSuperClub | Information Technology

2 Replies to “The Pursuit of Happyness”

  1. Pak Anton, thx for your comment 🙂
    Dalam hidup ini ternyata sah-sah aja ya klo kita mau nyontek. Resep sukses kan datangnya dari orang yang sukses. So, kenapa kita nggak nyontek resepnya orang2 sukses itu?
    Tapi buat yg masih sekolah jangan suka nyontek kerjaan temennya yaa.. ntar dijewer pak guru lho 😉

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.